Memberi Kritik
Suatu ketika sahabat anda melakukan sesuatu hal yang inappropriate. Ingin rasanya memberitahu dia tapi ada rasa tidak nyaman untuk mengatakannya karena takut ia tersinggung dan menjadi marah. Tapi anda merasa harus melakukan sesuatu karena dia adalah sahabat anda, karena sahabat yang baik seharusnya tidak membiarkan kawannya berjalan dijalur yang salah. Apa yang bisa dilakukan??
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Ingat pesan nenek yang mengatakan bahwa 'Berilah pujian didepan banyak orang, tetapi berilah kritik ketika tidak ada orang'. Didepan banyak orang tidak melulu berarti didepan orang-orang secara face to face, didepan banyak orang juga berarti di televisi, radio, juga dimiling list, dimana banyak orang yang turut serta membaca kritikan anda. Dalam kondisi face to face, maka ajak teman anda ketempat dimana hanya ada kalian berdua. Dalam konteks milis, maka kirimlah email-kritik anda langsung ke alamat email kawan anda supaya tidak ada orang lain yang turut membacanya.
2. Ingat selalu rumus '3 - 1'. Jika anda ingin mengkritik orang maka berilah ia pujian 3 kali, baru kemudian kritik satu kali. Karena berdasarkan research, sebuah kritik baru bisa terobati setelah seseorang mendapatkan setidaknya 5 hal positif (yang menyenangkan). Untuk memberi 5 pujian terlebih dahulu untuk satu kritik akan relatif sulit, so at least dengan 3 pujian, rasa tidak nyaman yang disebabkan kritikan bisa teredusir.
3. Katakan dengan bahasa yang tidak menyakitkan hati. Katakan dengan bahasa yang tidak menghakimi, halus dan sopan. Daripada mengatakan 'kamu salah', atau 'kamu bodoh sekali sih' lebih baik anda mengatakan 'menurutku daripada kamu melakukan ini, sebaiknya kamu melakukan itu deh'.
4. Sebelum anda menyampaikan kritikan anda, refleksikan bahasa penyampaian kritik anda ke diri anda sendiri. Kira-kira jika ada orang lain yang berkata seperti ini ke saya, maka saya akan menerimanya dengan baik atau tidak.
5. Perhatikan individual differences dan cultural differences. Beberapa individu atau beberapa orang dari daerah tertentu cenderung terbiasa dengan kata-kata yang halus, pilihan kata yang menurut kita 'biasa' untuk orang dari komunitas kita belum tentu biasa untuk orang lain.
Oleh: Lukman Nul Hakim
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Ingat pesan nenek yang mengatakan bahwa 'Berilah pujian didepan banyak orang, tetapi berilah kritik ketika tidak ada orang'. Didepan banyak orang tidak melulu berarti didepan orang-orang secara face to face, didepan banyak orang juga berarti di televisi, radio, juga dimiling list, dimana banyak orang yang turut serta membaca kritikan anda. Dalam kondisi face to face, maka ajak teman anda ketempat dimana hanya ada kalian berdua. Dalam konteks milis, maka kirimlah email-kritik anda langsung ke alamat email kawan anda supaya tidak ada orang lain yang turut membacanya.
2. Ingat selalu rumus '3 - 1'. Jika anda ingin mengkritik orang maka berilah ia pujian 3 kali, baru kemudian kritik satu kali. Karena berdasarkan research, sebuah kritik baru bisa terobati setelah seseorang mendapatkan setidaknya 5 hal positif (yang menyenangkan). Untuk memberi 5 pujian terlebih dahulu untuk satu kritik akan relatif sulit, so at least dengan 3 pujian, rasa tidak nyaman yang disebabkan kritikan bisa teredusir.
3. Katakan dengan bahasa yang tidak menyakitkan hati. Katakan dengan bahasa yang tidak menghakimi, halus dan sopan. Daripada mengatakan 'kamu salah', atau 'kamu bodoh sekali sih' lebih baik anda mengatakan 'menurutku daripada kamu melakukan ini, sebaiknya kamu melakukan itu deh'.
4. Sebelum anda menyampaikan kritikan anda, refleksikan bahasa penyampaian kritik anda ke diri anda sendiri. Kira-kira jika ada orang lain yang berkata seperti ini ke saya, maka saya akan menerimanya dengan baik atau tidak.
5. Perhatikan individual differences dan cultural differences. Beberapa individu atau beberapa orang dari daerah tertentu cenderung terbiasa dengan kata-kata yang halus, pilihan kata yang menurut kita 'biasa' untuk orang dari komunitas kita belum tentu biasa untuk orang lain.
Oleh: Lukman Nul Hakim
Labels: Contemplation
0 Comments:
Post a Comment
<< Home