Saya Memilih Menjadi Pengusaha Saja
Waktu SD saya bercita-cita menjadi tentara. Karena saya sering melihat ABRI -sekarang TNI- yang lari mars didepan rumah, maklum rumah dekat kompleks kostrad AD batalyon 328 kujang.
Sewaktu SMP kelas satu sering melihat dokter yang berbaju putih-putih, karena disekitar sekolahku ada setidaknya 3 rumah sakit. Maka cita-cita berubah: menjadi dokter.
SMP kelas 3, karena suka belajar bahasa, dan banyak bahasan mengenai luar negeri, cita-cita berubah lagi. Ingin berpetualang di luar negeri, jadi apa saja, jadi pramugara, diplomat...
Umur 20, pertanyaan besar muncul dikepala. What is the purpose of your life?? Hasil kontemplasi mengatakan tujuan hidup saya adalah agar berguna bagi orang banyak.
Jadi tentara? nggak lah, it's not my world...
jadi pramugara? tujuannya sebenarnya hanya untuk berpetualang keluar negeri. Tapi setelah dipikir-pikir, ngapain pergi keluar negeri dengan melayani orang. Karena jadi pramugara berarti menjadi pelayan dalam artian yang sebenarnya...kan lebih enak jadi yang dilayani
Diplomat..? setelah merasakan tinggal sebentar di Belgia, nampaknya aku bukan tipe yang nyaman tinggal berlama-lama dinegeri orang. Untuk kuliah yang hanya 2 atau 3 tahun is fine, tapi far away from my beloved country for a long-long time?? Hmm.... I don't think so...
Jadi dokter? sebenarnya esensinya adalah membantu orang lain, menyembuhkan, kemudian dijustifikasi untuk menjadi psikolog.
Setelah merasakan kerja untuk diri sendiri (saya mempunyai 2 usaha, yaitu usaha kursus bahasa Quick Study Centre di Depok dan usaha percetakan Fiori Printing), kerja untuk orang lain, dan melihat realitas disekeliling, saya memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha saja.
Kenapa? Pertama, kerja untuk diri sendiri, kita bisa mengatur ritme waktu kerja kita sendiri. Kedua, walaupun kerja untuk diri sendiri seringkali malah membuat waktu kerja lebih banyak daripada kerja untuk orang lain, tetapi kepuasannya jauh berbeda.
Menjadi dosen? Ya itu juga aktifitas yang saya jalani di Indonesia, tapi itu bukan untuk dijadikan sumber utama, itu semata-mata tuntutan moral untuk menyebarkan ilmu yang telah saya dapatkan.
Dengan menjadi Pengusaha, Insya Allah jika kita maju, kita akan dilayani oleh pramugara-pramugari, bisa travelling around, gak usah muluk-muluk travelling around the world dulu, around Jakarta dulu saja, lalu Indonesia, baru travel to other countries.
Oleh: Lukman Nul Hakim
Sewaktu SMP kelas satu sering melihat dokter yang berbaju putih-putih, karena disekitar sekolahku ada setidaknya 3 rumah sakit. Maka cita-cita berubah: menjadi dokter.
SMP kelas 3, karena suka belajar bahasa, dan banyak bahasan mengenai luar negeri, cita-cita berubah lagi. Ingin berpetualang di luar negeri, jadi apa saja, jadi pramugara, diplomat...
Umur 20, pertanyaan besar muncul dikepala. What is the purpose of your life?? Hasil kontemplasi mengatakan tujuan hidup saya adalah agar berguna bagi orang banyak.
Jadi tentara? nggak lah, it's not my world...
jadi pramugara? tujuannya sebenarnya hanya untuk berpetualang keluar negeri. Tapi setelah dipikir-pikir, ngapain pergi keluar negeri dengan melayani orang. Karena jadi pramugara berarti menjadi pelayan dalam artian yang sebenarnya...kan lebih enak jadi yang dilayani
Diplomat..? setelah merasakan tinggal sebentar di Belgia, nampaknya aku bukan tipe yang nyaman tinggal berlama-lama dinegeri orang. Untuk kuliah yang hanya 2 atau 3 tahun is fine, tapi far away from my beloved country for a long-long time?? Hmm.... I don't think so...
Jadi dokter? sebenarnya esensinya adalah membantu orang lain, menyembuhkan, kemudian dijustifikasi untuk menjadi psikolog.
Setelah merasakan kerja untuk diri sendiri (saya mempunyai 2 usaha, yaitu usaha kursus bahasa Quick Study Centre di Depok dan usaha percetakan Fiori Printing), kerja untuk orang lain, dan melihat realitas disekeliling, saya memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha saja.
Kenapa? Pertama, kerja untuk diri sendiri, kita bisa mengatur ritme waktu kerja kita sendiri. Kedua, walaupun kerja untuk diri sendiri seringkali malah membuat waktu kerja lebih banyak daripada kerja untuk orang lain, tetapi kepuasannya jauh berbeda.
Menjadi dosen? Ya itu juga aktifitas yang saya jalani di Indonesia, tapi itu bukan untuk dijadikan sumber utama, itu semata-mata tuntutan moral untuk menyebarkan ilmu yang telah saya dapatkan.
Dengan menjadi Pengusaha, Insya Allah jika kita maju, kita akan dilayani oleh pramugara-pramugari, bisa travelling around, gak usah muluk-muluk travelling around the world dulu, around Jakarta dulu saja, lalu Indonesia, baru travel to other countries.
Oleh: Lukman Nul Hakim
Labels: Contemplation
1 Comments:
saya juga lagi bingung memilih usaha apa yang cocok untuk diri saya. Pertama, menjadi guru yang menyebarkan banyak ilmu. namun setelah dipikir-pikir saya ingin lebih ke arah penulisan atau entahlah. Namun yang pasti hidup biar mengalir lebih dulu. Mungkin setelah ini ada inspirasi datang. saya masih ragu-ragu. Tapi bismillah......
Post a Comment
<< Home